Twilight – Stephenie Meyer
“ Itukah yang kau impikan? Menjadi monster?”
“ Tidak juga. Aku lebih sering memimpikan bersamamu, selamanya…”
Saya pertama kali dikenalkan novel ini pertengahan Juni 2008 yang lalu. Ternyata nggak nyesel belain baca novel ini di tngah badai uas yg sedang mengamuk di hari-hari saya. Ceritanya, menurut saya keren abizzzz. [Ingat, pake ‘Z’ hehehe]. Kalau baca sinopsis di halaman belakang buku, plus prolog di halaman pertama, mungkin sudah bisa ditebak gimana endingnya. Tapi saya tipikal orang yg menikmati proses sih… Seringkali saya ngrasa suatu proses lebih menarik dari hasil akhir proses itu sendiri. [Eh, bukannya begitu, ya?]
Twilight ini sebenernya intinya kisah cinta. Wooopss,, jangan buru-buru bilang, “Halaaah…” Saya mungkin memang salah satu dari mereka yang disebut melankolis, jadi wajar kan kalau Twilight ada di daftar bacaan favorit saya. Hehehe,,, Saya agak iri dengan Isabella Swan, tokoh utama cewek di novel ini. HigzBisa-bisanya Bella punya cowok sekeren Edward! Menyingkirkan fakta bahwa Edward bukan manusia melainkan vampir, Bella bisa dbilang sangat beruntung. Saya jelas juga mau punya sesorang seperti Edward, the almost perfect guy. Cakep – pinter – terkesan dingin, tapi penuh cinta – dan, kaya! [ Bahkan walaupun deskripsi yg nyaris sempurna itu adalah karena Edward adalah vampire] hehehehe. Hari Edward bersama Bella berawal sangat aneh, tapi kemudian berlalu dengan manis sekali sampai mereka diingatkan dengan kenyataan bahwa vampir dan manusia itu dua dunia yang jauh berbeda dan bahkan akan cenderung jadi hubungan yang saling membahayakan… Inti cerita ini terwakili oleh quotes “ And so the lion fell in love with the lamb…” O-oww, sudah bisa menebak endingnya? Tapi skali lagi, kalau buat saya ini bukan masalah ending. Saya suka gaya Stephenie Meyer menuliskan cerita ini. Suram tapi manis, miris tapi maniss… Gaya pacaran Edward dan Bella agak tidak biasa… Tidak berlebihan sperti cerita cinta remaja Amerika di novel pada umumnya yg ‘euwwhh’… [Tapi kemudian saya tau hubungan mereka ternyata berkembang cukup drastic di sekuel selanjutnya : New Moon, Eclipse, and the last Breaking Dawn. Ha-ha.]
Bella yg baru pertama kali membuka hatinya untuk seorang cowok, dan Edward yg harus mati2an berusaha mengendalikan jiwa ‘predator’nya saat bersama seseorang yang sangat dia cintai, berusaha agar kebal terhadap ‘aroma’ yang tentu saja sebenarnya sangat mengusik sisi monsternya. Cerita ini dengan suksesnya menghebohkan saya dan teman-teman sekelas [terutama yang cewek-pastinya]. Hadir dalam empat buku, Twilight – New Moon – Eclipse – dan Breaking Dawn sukses menjadi buku paling sering dibicarakan akhir-akhir ini. Tentengan mahasiswa jurusan sastra pun bukan lagi kamus tebal sepperti biasanya, tapi salah satu buku karangan Stephenie Meyer ini. Dan topik pembicaraan tentang novel ini pun semakin heboh ketika ternyata film Twilight akan segera rilis. Siapa yang memerankan Edward, siapa yang memerankan Bella, apakah bakal seru seperti novelnya, rame! Beberapa teman yang belum sempat membaca kadang sampai bosan mendengar saya dan teman-teman ribut membicarakan Twilight series. Hehehe. Beberapa mengaku bahwa tadinya mereka penasaran dan ingin mencoba membaca, tapi jadi eneg lagi dan mengurungkan niat gara-gara kami terlalu sering membahas topik satu ini. Saya tidak tahu kapan demam Twilight ini bakal berakhir. Yah, dinikmati saja sihh…
Hehehehe…
* yang belum baca?? mari silahkan dicoba… *
No comments:
Post a Comment