Not a 1950 Role Model
Red-haired Bree is a master of cookery
who always keep her lovely house perfectly
Unfortunately, Bree is a desperate housewife
who refuses her family to mar her perfect life
Bree represses her own feeling and deny the others
Manipulating herself as a good wife and mother
Bree is both slave and tyrant
whose acts often subterranean
Bree smiling her way though her marriage is broken
She’s hiding the fact of her rebellious children
Rex, the husband, feel their marriage was intolerable
Still, Bree forces not to show these unstable
What a life behind the pretty garden
a superficial happy family covered the subordination
****
Serial TV populer Desperate Houswives menampilkan sosok Bree sebagai contoh figur seorang istri sekaligus ibu rumah tangga di era 1950an silam, yang ahli memasak dan senantiasa menjaga rumah dan perabotannya agar tetap rapi pada tempatnya. Gambaran ideal inilah yang kemudian disoroti dan terungkaplah berbagai prahara di balik keharmonisan rumah tangga yang nampak dari luarnya. Bree adalah seorang yang cenderung memaksakan perasaan dan keinginannya, mengesampingkan perasaan anggota keluarga yang lain. Bree memaksakan diri untuk tersenyum ketika rumah tangganya di ambang perceraian dan anak-anaknya mulai memberontak karena tidak tahan dengan situasi rumah yang semakin kacau. Bagi Rex, suami Bree, kehidupan pernikahan mereka sudah tidak tertahankan lagi akibat sikap Bree yang cenderung mengambil alih akan semua hal dalam kehidupan mereka. Bree bahkan memaksa untuk mengepak barang-barang Rex, ketika suaminya hendak pergi meninggalkan rumah.
Bree mengontrol kehidupan rumah tangganya di bawah permukaan, agar tidak akan ada orang luar yang menyadari kenyataan rumah tangganya yang sebenarnya. Karena merasa tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya secara terang-terangan, Bree melakukan segala keinginannya secara manipulatif dan diam-diam. Seperti misalnya menyabotase sofa di rumah mereka sehingga Rex mau-tidak mau terpaksa kembali tidur bersamanya di tempat tidur mereka, atau menghukum anaknya dengan yang diam-diam mengunjungi club penari striptease dengan cara mencopot pintu kamarnya sehingga sang anak tidak lagi punya privasi. Bree adalah budak sekaligus tirani. Sebuah gambaran tepat dari paradox of love, di mana waqnita yang tadinya menyediakan diri berada di posisi yang lebuh rendah dari suami, kemudian mendapat pemikiran baru dan mengalami evolusi menjadi seoarang tiran.
No comments:
Post a Comment